Tunggal putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung saat berlaga di babak 16 besar Kumamoto Masters 2024 di Jepang, Kamis (14/11/2024). (ANTARA/HO/PP PBSI)
Jakarta – Gregoria Mariska Tunjung, tunggal putri Indonesia, merenungkan perjalanan karier bulu tangkisnya di tahun 2024 dengan optimisme. Meskipun langkahnya di turnamen puncak tahunan BWF World Tour Finals (WTF) 2024 di Hangzhou, China, terhenti pada Jumat, ia tetap merasa bahwa konsistensi dan usaha yang telah dilakukannya sepanjang tahun cukup memuaskan. Gregoria percaya bahwa setiap pengalaman, baik yang positif maupun negatif, akan membantunya untuk berkembang lebih baik di masa depan.
Dalam pandangannya, perjalanan di dunia bulu tangkis tidak selalu mulus, dan setiap tantangan yang dihadapinya adalah bagian dari proses pembelajaran. Gregoria menganggap bahwa meskipun harus keluar dari turnamen, ia tetap memiliki banyak hal yang bisa diambil dari pengalaman tersebut. Dengan semangat yang terus membara, ia bertekad untuk kembali lebih kuat dan lebih siap menghadapi berbagai kompetisi di tahun-tahun mendatang.
“Secara keseluruhan bukan tahun yang buruk bagi saya tapi naik-turun saya pasti bisa dirasakan semua orang. Di satu minggu saya bisa bermain sangat bagus tapi di minggu selanjutnya belum tentu. Itu menjadi hal yang saya harus lewati sekarang,” ungkap Gregoria, dikutip dari keterangan singkat PP PBSI.
“Berkaca lagi tentang apa yang sudah saya dapat, akhirnya tahun ini selesai. Saya sebenarnya berharap lebih dari ini secara performa jadi cukup kecewa dengan penampilan dan hasilnya, ini catatan baik untuk saya untuk terus belajar dan belajar lagi,” ujarnya menambahkan.
Salah satu pelajaran berharga yang diperoleh Gregoria tahun ini adalah pentingnya tidak menyerah dalam menghadapi situasi sulit. Melalui berbagai pengalaman di lapangan, ia belajar dari banyak pemain lain yang menunjukkan ketahanan dan semangat juang yang tinggi. Hal ini menjadi motivasi tersendiri bagi Gregoria untuk terus berusaha, meskipun tantangan yang dihadapi semakin berat.
Gregoria menyadari bahwa setiap atlet memiliki momen-momen sulit dalam karir mereka, dan cara mereka mengatasi tantangan tersebut bisa menjadi sumber inspirasi. Dengan mencontoh sikap tidak menyerah dari para pemain idolanya, Gregoria bertekad untuk menerapkan prinsip ini dalam setiap pertandingan yang dihadapinya. Pengalaman ini bukan hanya memperkuat mentalitasnya sebagai atlet, tetapi juga membentuk karakter yang lebih tangguh dan siap menghadapi berbagai rintangan di masa depan.
“Tahun ini setelah berhasil mendapat medali perunggu di Olimpiade, saya sadar atensi publik meningkat kepada saya. Ini tidak lantas membuat saya menjadi puas atau menjadi santai, malah dengan itu memacu saya untuk mendapat gelar yang lebih lagi,” kata Gregoria.
Selain itu, pebulu tangkis peringkat enam dunia itu memuji olahraga tunggal putri Indonesia.
“Di luar itu, tahun ini saya mau memberikan kredit untuk sektor saya, tunggal putri, yang sangat bagus. Dari level turnamen International Challenge sampai level atas selalu bisa kasih spot di semifinal atau final,” kata Gregoria.
“Itu membuat saya bangga karena dulu kami ada di titik yang berat, jangankan untuk banyak pemain merata, bahkan untuk sekadar satu pemain pun sulit. Sekarang saya bisa melihat perkembangannya, melihat persaingan sehat di dalam dan dengan talenta-talenta yang mereka miliki dan usia yang masih muda, saya percaya masa depan tunggal putri bakal cerah di tahun-tahun mendatang,” ujarnya menambahkan.
( Sumber : Antara News )