Dua peselancar beraksi saat bertanding pada Kejuaraan Surfing Internasional World Surf League (WSL) Manokwari Pro QS 1000 di Pantai Petrus Kafiar Amban, Manokwari, Papua Barat, Minggu (1/12/2024). Kejuaraan tersebut diikuti sebanyak 40 atlet Internasional dari berbagai negara seperti Jepang, Australia, Perancis, Amerika, Inggris, Spanyol, dan Malaysia pada kategori putra, putri, dan junior pro level di 20 tahun. ANTARA FOTO/Chairil Indra/agr
Jakarta – Atlet selancar ombak Indonesia berhasil mendominasi podium di Liga Surfing Dunia World Surf League (WSL) Manokwari Pro 2024, baik di kategori Qualifying Series (QS) 1000 maupun Pro Junior. Prestasi gemilang ini menunjukkan bakat dan dedikasi para atlet dalam olahraga selancar.
I Made Ariyana mencatatkan pencapaian luar biasa dengan meraih dua gelar dalam satu acara yang berlangsung pada hari Kamis di Pantai Amban, Manokwari, Papua Barat. Keberhasilannya menjadi sorotan dan menambah kebanggaan bagi tim selancar Indonesia.
Menurut Arya Subyakto, pelatih kepala selancar ombak Indonesia, keberhasilan ini seharusnya memang terjadi, mengingat atlet Indonesia memiliki partisipasi tertinggi dalam kompetisi tersebut. Hal ini menegaskan pentingnya dukungan dan pengembangan olahraga selancar di Tanah Air, yang semakin menunjukkan taringnya di kancah internasional.
“Disamping juga menjadi ajang yang baik untuk atlet-atlet junior dapat pengalaman berlaga di event sekelas liga WSL, disamping juga mempromosikan Papua Barat sebagai destinasi wisata minat khusus surfing,” ujar Arya kepada ANTARA melalui pesan instan.
Juara kategori QS Manokwari Pro putra, I Made Ariyana, berhasil mengalahkan Ketut Agus di babak final. Ia mencatatkan dua ombak tertingginya dengan skor 7,33 dan 5,40, mengumpulkan total 12,73 poin, sementara Ketut Agus meraih runner-up dengan total 11,43 poin. Pertandingan ini menunjukkan persaingan yang ketat di antara para atlet selancar.
Di kategori putri, Kailani Johnson tampil sebagai pemenang dengan total 11,53 poin, unggul tipis 0,26 poin dari Dhea Novitasari yang berada di posisi kedua. Keberhasilan ini menegaskan bahwa kompetisi di kalangan atlet wanita juga semakin ketat dan menarik.
I Made Ariyana juga meraih kemenangan di kategori Pro Junior, mencatatkan 12,27 poin di babak final, jauh mengungguli Dylan Wilcoxen yang hanya mendapatkan 9,13 poin. Di sisi putri, Hanasuri Jabrik mempertahankan gelar juaranya dengan 8,50 poin, berhasil mengalahkan Jasmine Studer yang meraih 7,43 poin. Prestasi ini menunjukkan dominasi atlet selancar Indonesia dalam kompetisi ini.
“Disamping juga menjadi ajang yang baik untuk atlet-atlet junior dapat pengalaman berlaga di event sekelas liga WSL, disamping juga mempromosikan Papua Barat sebagai destinasi wisata minat khusus surfing,” ujar Arya
Menurut Mickey Sudena, pelatih tim junior, kedisiplinan dalam latihan surfing dan latihan kebugaran sangat penting untuk anak asuhnya untuk mendominasi turnamen.
“Ini baru permulaan, tapi dari kedisiplinan mereka selama dua bulan sebelum perlombaan ini membuat kita mendapatkan hasil yang sempurna.
Perjalanan masih panjang, semoga tim junior Indonesia semakin solid,” kata Mickey.
Ini merupakan pertandingan kedua dalam rangkaian WSL Manokwari Pro. Ty Soarti, Manajer Tur WSL APAC, menekankan pentingnya kompetisi ini bagi para peselancar, karena mereka berkesempatan untuk mengumpulkan poin yang dapat membantu mereka naik ke divisi liga selancar dunia yang lebih tinggi, yaitu Challenger Series 2025.
Selain itu, ajang ini juga berfungsi untuk memilih perwakilan dari wilayah Asia untuk Kejuaraan Dunia Kategori Junior WSL. Hal ini menunjukkan komitmen WSL dalam mengembangkan bakat peselancar muda di kawasan Asia, serta memberikan platform yang lebih besar bagi mereka untuk bersaing di tingkat internasional.
( Sumber : Antara News )