Arsip foto – Direktur Utama Indonesian Basketball League (IBL), Junas Miradiarsyah, dalam program siniar (podcast) di Studio ANTARA TV yang berada di kawasan ANTARA Heritage Center (AHC), Pasar Baru, Jakarta, Kamis (27/6/2024). ANTARA/HO-IBL
Jakarta – Direktur Utama Indonesian Basketball League (IBL), Junas Miradiarsyah, mengumumkan bahwa format kompetisi kandang-tandang (home-away) akan tetap diterapkan untuk musim 2025. Menurutnya, keputusan ini diambil setelah evaluasi dari musim sebelumnya, di mana format tersebut terbukti efektif dalam meningkatkan kualitas pertandingan dan memberikan pengalaman yang lebih baik bagi penonton.
Junas menjelaskan bahwa musim depan akan menjadi tahun kedua penggunaan format kompetisi ini. Ia berharap dengan tetap menggunakan sistem ini, IBL dapat terus menarik minat penggemar dan meningkatkan daya saing antar tim. Dengan format kandang-tandang, setiap tim memiliki kesempatan untuk bermain di rumah dan away, yang tentunya akan menambah dinamika dalam kompetisi dan memberikan kesempatan bagi setiap tim untuk menunjukkan performa terbaiknya di depan para pendukung.
“Home and away, karena masih tahun pertama (IBL 2024) ya tetap dipertahankan untuk musim depan, karena kami melihat potensi formula ini lebih baik dari formula yang sebelumnya,” kata Junas kepada antara di Jakarta, Selasa.
Lebih lanjut, Junas Miradiarsyah menjelaskan bahwa pelaksanaan teknis untuk kompetisi akan sepenuhnya diserahkan kepada masing-masing klub peserta. Hal ini dilakukan agar setiap klub memiliki fleksibilitas dalam mengatur strategi dan persiapan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Dengan demikian, setiap tim dapat memaksimalkan potensi yang ada dan beradaptasi dengan kondisi yang berbeda di setiap pertandingan.
Manajemen IBL, menurut Junas, akan berfokus pada memastikan bahwa seluruh rangkaian pertandingan dan perangkat yang digunakan berfungsi dengan baik dan sesuai dengan regulasi yang telah ditetapkan. Ia menekankan pentingnya kepatuhan terhadap standar yang telah disepakati agar kompetisi dapat berjalan lancar dan adil. Dengan sinergi antara manajemen dan klub, diharapkan musim 2025 dapat menjadi lebih sukses dan menarik bagi semua pihak yang terlibat.
“Dalam hal kandang-tandang, teknis pelaksanaan dilakukan oleh klub, kami hanya tinggal memperkuat regulasi, panduan, dan monitoring, tetapi untuk aktivitas sepenuhnya dari para tim peserta,” ujar Dirut IBL sejak 2019 itu.
Junas Miradiarsyah menambahkan bahwa penyelenggaraan musim depan tidak akan banyak berubah, karena IBL sudah berada di jalur yang benar dan sesuai dengan harapan manajemen. Menurutnya, langkah-langkah yang telah diambil sebelumnya menunjukkan bahwa liga ini telah hampir mencapai titik stabilitas yang diinginkan dalam penyelenggaraan pertandingan. Dengan fondasi yang kuat, IBL berharap dapat terus berkembang dan menarik lebih banyak perhatian penggemar.
Pada Indonesian Basketball League (IBL) 2024, pengelola kompetisi melakukan langkah besar dengan memperkenalkan tiga perubahan utama yang berbeda dari musim-musim sebelumnya. Perubahan tersebut diharapkan dapat membawa dampak positif bagi kualitas kompetisi dan meningkatkan daya tarik liga di mata publik. Tiga aturan baru ini mencakup sistem kandang-tandang, pembatasan total gaji maksimal untuk pemain, serta kuota pemain asing.
Sebelum musim 2024, IBL menerapkan format kompetisi yang berbasis seri, di mana tim berpindah dari satu kota ke kota lainnya. Namun, mulai musim 2024, sebanyak 14 klub peserta IBL akan menjalani total 26 pertandingan, dengan masing-masing tim melakoni 13 laga kandang dan 13 laga tandang dalam babak reguler. Dengan sistem baru ini, diharapkan setiap tim dapat merasakan pengalaman bermain di hadapan pendukungnya, sekaligus menjadikan kompetisi lebih kompetitif.
Terkait dengan aturan gaji, manajemen IBL menetapkan salary cap maksimal sebesar Rp10 miliar untuk seluruh pemain dalam satu klub per musim. Kebijakan ini bertujuan untuk menciptakan keseimbangan kompetitif di antara klub-klub peserta, serta memastikan bahwa tidak ada tim yang memiliki keunggulan yang terlalu besar dari segi finansial. Dengan demikian, setiap klub akan memiliki peluang yang lebih adil untuk meraih prestasi.
Dengan semua perubahan ini, Junas optimis bahwa IBL dapat terus berkembang dan menghadirkan pertandingan yang lebih menarik bagi penggemar. Ia berharap bahwa dengan sistem yang lebih teratur dan adil, liga ini akan mendapatkan tempat yang lebih baik di hati penonton, serta meningkatkan popularitas olahraga basket di Indonesia.
( Sumber : Antara News )